Dokumen Pribadi
Nasionalisme hanyalah "onalisme"
tanpa adanya '"Nasi", maka dari itu jangan serta Merta dalih untuk
pembangunan pak/bu tega dan rela ngejual tanah air ini hanya ingin disebut bisa
setara dengan negara lain.
Saat ini, setiap negara ada bersaing ketat adapun yang bekerjasama
dengan negara lain dalam dunia yang katanya sedang berada dalam Resesi Global
dan Pandemi Virus.Namun perlu kita ingat, Setiap negara adalah saingan dan
setiap negara memiliki penuh atas apa yang ada di dalam negara mereka. Dalam
sebuah batasan garis imajiner yang mereka sebut sebagai garis teritorial/batas
negara.
Negara bahkan mewajibkan penduduknya, yaitu
orang yang tinggal dalam negaranya untuk membayar pajak karena tinggal diatas
tanah negara, entah sejak kapan pemerintah membeli tanah dari Tuhan padahal
mereka membeli diri mereka sendiri saja tidak bisa.Lantas Negara pun menjual
segala isinya dengan dalih pembangunan Perekonomian negeri tanpa mengetahui itu
dibutuhkan atau tidak bagi rakyatnya.
Aku mencintai Indonesia tanpa nasionalisme
. Nasionalisme telah melahirkan pikiran-pikiran sempit yang jauh lebih sempit,
atas nama membela daerah pun, antar daerah di negara ini berseteru. Atas nama
desa, bahkan atas nama klub sepakbola daerah. Bahkan tetangga desa saling
bermusuhan . Apa yang menyebabkan ?
Dan sudah kita lihat sendiri di beberapa
berita, tentang konflik yang melibatkan Negara dengan rakyatnya. Atau, kasus
yang lebih mudahnya, tentang stereotype. Nasionalisme semacam ini justru
kontraproduktif dengan dunia modern. Dunia yang menuntut masyarakatnya untuk
mampu berpikiran dan berwawasan luas. Global.
Zaman ini bukan lagi tentang membebaskan
bangsa sendiri dari belenggu penjajahan. Bukan lagi tentang bendera dan
lagu-lagu kebangsaan. Tapi tentang manusia, banyak sekali manusia, yang semakin
mudah terhubung satu sama lain. Dan seberapa besar manfaat yang mampu
disebarkan lewat hubungan-hubungan yang ada.
Tanpa memperdulikan warna kulit, ras,
bahasa, tempat tinggal, negeri asal, atau atribut lain yang mengedepankan
kebangsaan seseorang.
Ada pendapat lain?
Oleh :
Mochammad Fajri Syamsi (Ziunisme)
Ketua Umum PERMATA Cab.Bandung
0 Comments